Minggu, 29 Maret 2015

#Kesehatan Mental: Sejarah, Konsep serta Perbedaan Konsep Kesehatan Mental Barat dan Timur


1. Sejarah Kesehatan Mental


Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karena masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Berbeda dengan gangguan fisik yang dapat dengan relatif mudah dideteksi, orang yang mengalami gangguan kesehatan mental sering kali tidak terdeteksi. Khusus untuk  masyarakat Indonesia, masalah kesehatan mental saat ini belum begitu mendapat perhatian yang serius. Krisis yang saat ini melanda membuat perhatian terhadap kesehatan mental kurang terpikirkan. Orang masih fokus pada masalah kuratif, kurang memperhatikan hal-hal preventif untuk menjaga mental supaya tetap sehat.
Zaman Prasejarah
Manusia purba sering mengalami gangguan mental atau fisik, seperti infeksi, artritis, penyakit pernapasan dan usus, serta penyempitan pembuluh darah. Tetapi manusia purba benar-benar berusaha mengatasi penyakit mental. Ia memandang dan merawatnya sama seperti halnya dengan penyakit fisik lainya.
Tetapi sungguh menggembirakan karena pasien sakit mental tetap diperlakukan secara manusiawi. Dalam perkembangan selanjutnya pada waktu sejarah mulai tercatat walaupun ada beberapa pengecualian peradaban-peradaban manusia di tandai dengan penganiayaan terhadap para pasien sakit mental diperlakukan dengan kasar dan kejam serta mereka dipandang sebagai penggangu masyarakat. Lagi pula dewasa ini orang kadang-kadang memperlakukan para pasien sakit mental tanpa belas kasihan dibandingkan dengan orang-orang  zaman purba. 
Ada spekulasi yang dapat diterima bahwa beberapa gejala penyakit mental dewasa ini sangat mirip dengan yang dijumpai pada zaman dahulu. Gejala-gejala penyakit mental zaman dahulu dan sekarang mungkin berhubungan sama halnya kita sendiri juga berhubungan dengan paraa nenek moyang kita. Penyebab-penyebab penyakit mental zaman dahulu dapat juga dianggap berhubungan dengan penyakit mental zaman kita.  
Para pendahulu psikiater dan psikolog kita muncul pada zaman purba. Penyakit mental tentu saja merupakan bagian dari bidang praktek mereka. Sering kali dukun-dukun ini merupakan para cendikiawan yang lebih baik dari kelompok. Lagi pula hubungan natara agama dan penyakit mental lebih erat dibandingkan dengan hubungan antara agama dan penyakit lain.
Zaman Peradaban Awal
Dalam semua peradaban awal yang kita kenal di mesopotamia, mesir, yahudi, india, cina dan benua amerika, imam-imam, tukang sihir merawat orang yang sakit mental. Diantara semua peradaban tersebut sepanjang zaman kuno penyakit mental mulai menjadi hal yang umum. Bersama dengan penderita-penderita lain, kekalutan-kekalutan mental menjadi kawan separjalanan yang setia bagi manusia pada waktu ia bergerak menuju kehidupan yang terorganisir. Ilmu kedokteran menjadi lebih terorganisasi waktu peradaban-peradan menjadi lebih maju.
Di mesopotamia Penyakit mental dihubungkan dengan setan-setan dan pengobatan atau perawatanya dilakukan dengan upacara-upacara agama dan upacara-upacara magis supaya setan keluar dari tubuh si pasien. Orang-orang mesir memiliki sekolah kedokteran di kuil imhotep. Di kuil tersebut terdapat sebuah rumah sakit di sana dikembangkan terapi untuk pasien berupa rekreasi dan pekerjaan serta di terapkan semacam psikoterapi yang serupa dengan beberapa pendekatan yang sangat moder untuk mengobati penyaklit mental.
Di mesir juga dokter-dokter yang sekaligus imam, kepercayaan akan setan dan suatu pendekatan untuk merawat penyakit mental yang serupa dengan yang terdapat di mesir dan mesopotamia juga merupakan ciri khas dari ilmu kedokteran yahudi, tetapi kepercayaan akan satu alLah sebagai sumber segala kehidupan termsuk kesehatan dan penyakit mental merupakan perbedaan pokok dengan ilmu kedokteran dari peradaban awal lainya.
Di persia setan-setan dipersalahkan karena menyebabkan penyakit-penyakit mental dan segala penyakit. Mental yang baik atau kekuatan psikis/jiwa selalu mencari kesucian, kebajikan dan kebaikan hati. Metode-metode pengobatan cina dn hindu mirip dengan yang terdapat di persia. Ada kepercayaan-kepercayaan yang serupa dengan kekuatan-kekuatan yang berperang antara yang baik dengan yangburuk. Dalam pandangan orang cina gangguan mental dilihat sebagai penyakit dan dianggap sebagai gangguan proses alam atau ketidakseimbangan antara yin dan yang.
Karena gangguan mental dianggap sebaai tidak adanya keseimbangan fisik maka orang yang mengalami gangguan mental tidak dianggap sebagai yang memalukan. Demikian juga orang hindu memiliki kekuatan baik yngh disebut VISHNU dan berperang melawan kekuatan jahat yang disebut SHIVA. Di afrika masyarakat berpendapat bahwa gangguan fisik dan mental di sebabkan oleh musuh-muh, roh jhat atau dalam beberapa kasus oleh nenek moyang yang marah. Beberapamasyarakat tradisional afrika berpendapat bahwa penyakt disebabkan oleh penyebab-penyebab natural (fisik).
Phytagoras (orang yang pertama memberi penjelasan alamiah terhadap penyakit mental),  Hypocrates (Ia berpendapat penyakit / gangguan otak adalah penyebab penyakit mental), Plato (gangguan mental sebagian gangguan moral, gangguan fisik dan sebagiaan lagi dari dewa dewa)
Zaman Renaissesus
Pada zaman ini di beberapa negara Eropa, para tokoh keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat mulai menyangkal anggapan bahwa pasien sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul.
Abad XVII – XX
            Peralihan dari pendekatan demologis ke pendekatan ilmiah terhadap penyakit mental tidak terjadi dalam waktu yang singkat. Di prancis misalnya hukuman mati bagi tukang sihir tidak dicabut sampai tahun 1862. Kecendrungan umum pertama terhadap perawatan khusus bagi para pasien sakit mental mungkin sekali muncul setelah pembaruan-pembaruan social, politik dan ilmu pengetahuan yang menjadi cirri dari pertengahan abad ke 18.  
            Pada awal abad ke 18 perhatian dipusatkan pada klasifikasi dan system suatu hal yang mungkin sama dengan analisis system. Kemajuan-kemajuan dalam ilmu kedokteran fisik dengan identifikasi, penyelidikan dan usaha untuki secara rasional mengobati banyak penyakit yang sampai saat itu dilihat sebagai sesuatu yang misterius dan magis.
            Phillipe pinel memulai karyanya pada pengobatan psikiatri pada permulaan nabad ke 19 segera setelah revolusi. Ia tetap sebagai dokter yang bertanggung jawab terhadap la bicetre rumah sakit mental di paris. Ia memelopori perlakuan dan pemahaman manusiawi terhadap orang-orang yang mengalami kekalutan mental.willian tuke mendirikan York Retreat  pada waktu pinel mengorganisasikan rumah sakit mental di prancis. Usaha kelompok kecil dari tuke itu lambat laun mendapat dukungan dari John Conolly, Samuel Hitch dan psikolog-psikolog medin lain yang hebat dari inggris.
            Pada wahun 1841 vHitsch mulai nmenggunakan perawatan wanita yang terlatih di bangsa-bangsa rumah sakit jiwa Gloucester dab nebempatkan pengawasan-pengawasan untuk memimpin staf perawatan. Anton muller yang bekerja disebuah rumah sakit mental menyarankan perawatan yang manusiawi terhadap orang-orang gila dan menentang kekangan yang sangat tajam terhadap para pasien sakit mental.
            Di amerika latin urmah sakit yang paling awal mulai muncukl pada pada tahun 1820an. Pada ytahun 1847 para pengunjuung ke meksiko dan perlu melaporkan bahwa orang gila di pakai sebagai hoburan untuk masyarakat umum yang membayar untuk pertunjukan itu. Keberhasilan dari eksperimen pinel dan tuke dalam metode yang lebih berperikemanusiaan menimbulkan revolusi para perawatan para pasien sakit mental di seluruh dunia beradab. Kemudian pada pertengahan abad ke 19 di mana tukang sihir di bakar di amerika seperti di eropa munculah revolusi pertama untuk menangani secara manusiawi dan memperbaiki lembaga-lembaga penyakit mental yang dimulai oleh seorang guru wanita dari Massachusetts, Dorothea Lynde Dix.
            Tetapi gerakan ilmu kesehatan mental tersebut tidak lama kemudian di prakarsai oleh Clifford Wittingham Beers. Selama 3 tahun ia di rawat sakit negeri dan swasta di Connecticut Beers mengalamin perlakuan yang tidak manusiawi dari pegawai-pegawai rumah serta tetap memakai baju tidur dan terikat selama beberapa jam.
            Pada tahun 1919 di bentuk international Committee for Nental Hygiene dengan markasr besarnya di amerika serikat. Pada tahun 1930 ketika kongres international I din adakan di Washington DC., ada 53 bnegara terbagi di dalam kongres tersebut. Pengakuan terhadap cita-cita preventif yang di sponsori oleh nasional comunitee for Mental Hygiene datang pada tanggal 3 juli 1946 ketika kongres amerika serikat mengesahkan undang-undang kesehatan mental nasional. Pengesahan Undang undang oleh kongres amerika serikat ini jelas merupakan pengakuan teradap usaha-usaha Clifford Beers. Sebagai punbcak dari gerakan besar yanbg dimulai di New Haven, Connecticut ini, maka dibentuk federasi dunia kesehatan mental pada tahun 1948.
Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat polotik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya. 

2. Konsep Sehat

WHO (World Health Organization) mendefinisikan sehat sebagai sebuah kondisi yang lengkap yaitu sejahtera (well being) dari segi fisik, mental dan sosial, serta tidak hanya terbebas dari gejala atau penyakit. WHO (2001) juga menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta turut mengambil peran di komunitasnya.
Individu yang bermental sehat adalah pribadi yang menampilkan tingkah laku yang adekuat dan bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, sikap hidupnya sesuai norma dan pola kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan. (Kartono, 1989). Saat ini, individu yang sehat mental dapat didefinisikan dalam dua sisi, secara negatif dengan absennya gangguan mental dan secara positif yaitu ketika hadirnya karakteristik individu sehat mental.
Adapun karakteristik individu sehat mental mengacu pada kondisi atau sifat-sifat positif, seperti kesejahteraan psikologis (psychological well-being) yang positif, karakter yang kuat serta sifat-sifat baik atau kebajikan (virtues) (Lowenthal, 2006).
WHO (1984) juga menambahkan aspek spiritual sebagai kriteria sehat, sehingga sehat berarti meliputi kondisi sejahtera pada:

(1) Aspek Fisik/Jasmani/Biologis
(2) Aspek Kejiwaan/Psikologis
(3) Aspek Sosial
(4) Aspek Spritual (rohani/agama)

Batasan tersebut meningkatkan keterikatan antara “konsep sehat” dengan “kesehatan mental”.
Menurut Dictionary of Psychology (2002), kesehatan mental merupakan sebuah kondisi pikiran yang ditandai dengan kesejahteraan emosional, kebebasan relatif dari kecemasan dan gejala melumpuhkan, dan kapasitas untuk membangun hubungan yang konstruktif dan menghadapi tuntutan biasa serta tekanan hidup.

Konsepsi yang Salah Mengenai Kesehatan Mental

Selama ini masih banyak mitos dan konsepsi yang diyakini masyarakat Indonesia mengenai Kesehatan Mental yang keliru, antara lain:
– Gangguan mental adalah herediter (diturunkan)
– Gangguan mental tidak dapat disembuhkan
– Gangguan mental muncul secara tiba-tiba
– Gangguan mental merupakan aib atau noda bagi lingkungannya
– Gangguan mental merupakan peristiwa tunggal
– Seks merupakan penyebab munculnya gangguan mental
– Kesehatan mental cukup dipahami dan ditangani oleh satu disiplin ilmu saja
– Kesehatan mental dipandang sama dengan “ketenangan batin”, yang dimaknai sebagai tidak ada konflik, tidak ada masalah, hidup tanpa ambisi dan pasrah.

3. Perbedaan Konsep Kesehatan Mental Barat dan Timur

Budaya Barat dan Timur ternyata memiliki perbedaan yang mendasar mengenai konsep sehat-sakit. Perbedaan ini kemudian memengaruhi sistem pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya, pandangan mengenai kesehatan mental juga berbeda. Namun dengan kemajuan teknologi dan komunikasi yang membuat relasi antar manusia semakin mengglobal, pertemuan antara kedua budaya ini tidak lagi dapat dihindari sehingga sekarang ini ditemui berbagai cara penanganan kesehatan yang mencoba mengintegrasikan sistem pengobatan antara kedua kebudayaan.  (Siswanto. 2007. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Penerbit ANDI. 13-14)
Dalam kesehatan mental, faktor kebudayaan juga memegang peran penting. Apakah seseorang itu dikatakan sehat atau sakit mental bergantung pada kebudayaannya (Marsella dan White, 1984). Hubungan kebudayaan dengan kesehatan mental dikemukakan oleh (Wallace, 1963) meliputi :
•Kebudayaan yang mendukung dan menghambat kesehatan mental.
•Kebudayaan memberi peran tertentu terhadap penderita gangguan mental.
•Berbagai bentuk gangguan mental karena faktor kultural, dan
•Upaya peningkatan dan pencegahan gannguan mental dalam telaah budaya.
Selain itu budaya juga mempengaruhi tindakan penanganan yang dilakukan terhadap gangguan mental itu sendiri. Dengan kata lain Konsep kesehatan mental pada suatu budaya tertentu harus dipahami dari hal-hal yang dianggap mempunyai arti dan bermakna pada suatu budaya tertentu, sehingga harus dipahami dari nilai-nilai dan falsafah suatu budaya tertentu.
Ada perbedaan konsep kesehatan mental budaya barat dan timur Barat lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi medis. Sedangkan Timur lebih bersifat holistik, yaitu melihat sehat lebih secara menyeluruh saling berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit.

 Model Kesehatan Barat dan Timur

1.    Model Kesehatan Barat

a.    Model Biomedis (Fruend, 1991): Dipengaruhi oleh filosofi Yunani (Plato&Aristoteles). Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Ditambah dengan perkembangan biologi, penyakit dan kesehatan semata-mata dihubungkan dgn tubuh saja.
b.    Model Psikiatris (Helman, 1990): Penggunaan berbagai model untuk menjelaskan penyebab gangg mental. (1.) Model organik: menekankan pada perubahan fisik dan biokimia di otak.  (2.) Model psikodinamik: berfokus pada faktor perkembangan dan pengalaman.(3.) Model behavioral: psikosis terjadi karena kemungkinan2 lingkungan. (4.) Model sosial: menekankan gangg dalam konteks performansnya.
c.    Model Psikosomatis (Tamm, 1993): Muncul karena ketidakpuasan dengan model biomedis.Dipelopori oleh Helen Flanders Dunbar (1930-an). Tidak ada penyakit fisik tanpa disebabkan oleh anteseden emosional dan sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom somatik. Penyakit berkembang melalui saling terkait secara b’kesinambungan antara faktor fisik dan mental yang saling memperkuat satu sama lain melalui jaringan yang kompleks.

2.   Model Kesehatan Timur

Bersifat lebih holistik (Joesoef, 1990).
a.    Holistik sempit :  Organisme manusia dilihat sbg suatu sistem kehidupan yang semua komponennya saling terkait dan saling tergantung.
b.    Holistik luas:  Sistem tersebut merupakan suatu bagian integral dari sistem2 yang lebih luas, dimana orginasme individual berinteraksi terus menerus dengan lingkungan fisik dan sosialnya, yaitu tetap terpengaruh oleh lingkungan tapi jg bisa mempengaruhi dan mengubah lingkungan


Referensi:
  Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan mental 1. Yogyakarta: Kanisius           
  Shultz, Duane. 1991. Pertumbuhan model-model kepribadian sehat. Yogyakarta: Kanisius
  Siswanto. 2007. Kesehatan mental “Konsep, cakupan dan perkembangan”. Yogyakarta: Andi
 http://ajengfebriyanti27.blogspot.com/2012/03/sejarah-perkembangan-kesehatan-mental.html