Landasan
Teori
Internet merupakan singkatan dari
inter-networking. LaQuey (1997) mengemukakan bahwa misi awal internet adalah
menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber
daya perangkat-keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah
berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif sehingga
telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Lalu, internet kini telah tumbuh
menjadi sedemikian besar dan berdayanya sebagai alat informasi dan komunikasi
yang tak dapat diabaikan.
Menurut Piaget (dalam
Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena
perilaku adaptasi secara biologis mereka. Disini para remaja beradaptasi dengan
lingkungn teman sebayanya yang telah lebih mengenal internet. Dalam pandangan
Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi
yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif
mereka. Tetapi mereka belajar lebih banyak tentang informasi tersebut, dalam
pembahasan kali ini remaja akan lebih banyak belajar mengetahui tentang
internet.
Perilaku
Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan
Abstrak:
Kemudahan fasilitas
akses internet dan semakin canggih fasilitas ditawarkan oleh internet di era
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) hari ini didampingi oleh munculnya
fenomena yang menunjukkan minat tinggi untuk anak muda perkotaan dalam
menggunakan internet. Dari fenomena ini para peneliti ingin mengetahui gambar
yang benar tentang bagaimana perilaku penggunaan internet pada remaja perkotaan
saat ini. Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya pada penggunaan
internet di kalangan anak muda perkotaan di Indonesia, yang sudah ketinggalan
jaman dalam arti waktu melakukan penelitian dan topik. Para penelitian telah
dilakukan dalam waktu ketika akses internet jarang untuk umum dan bahkan tidak
tersedia di sekolah. Topik adalah tentang hubungan antara motif penggunaan
internet dan kepuasan pelanggan, pengaruh internet sebagai media komunikasi
interaktif, dampak negatif dari penggunaan internet dalam kehidupan sosial atau
dari titik pandang psikologis.
Sebaliknya, penelitian
ini, saya ingin secara khusus mengidentifikasi bagaimana remaja perkotaan
mengetahui dan menggunakan internet pada saat pertama untuk mengambil
keuntungan internet yang meliputi intensitas penggunaan internet, kegiatan apa
yang mereka lakukan dalam menggunakan internet, termasuk untuk manfaat dari apa
yang mereka lakukan secara online.
Perilaku Menggunakan
Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan:
Dari hasil penelitian
yang dilakukan peneliti ditemukan bahwa dari kelompok usia, sebagian besar
responden mengaku pertama kali mengenal dan menggunakan internet pada saat
mereka berusia 12 tahun (36,5%). Lalu, dari sejumlah alasan yang mendorong
responden saat pertama kali menggunakan internet ditemukan bahwa mencari bahan
atau sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah merupakan alasan yang mendominasi
responden saat pertama kalinya ingin menggunakan internet (40,6%). Selanjutnya
diketahui juga bahwa dari segi sumber pembelajaran saat pertama kali
menggunakan internet, sebagian besar responden (46,9%) dalam penelitian ini
mengatakan mereka pertama kali mengenal dan belajar berinternet dari teman
mereka.
Beberapa dari mereka
mengemukakan alasan yang lebih mendorong mereka untuk menggunakan internet
pertama kalinya, karena pengaruh ajakan teman-temannya, seperti ingin chatting,
bermain game online, bahkan mengunjungi situs-situs yang berbau pornografi atau
ingin membuat account di salah satu situs social networking.
Bisa disimpulkan bahwa
berkaitan dengan pengaruh peer groups (teman sebaya) yang selalu mengisi
kehidupan sosial mereka, dimana remaja lebih menjadikan teman sebayanya untuk
mempelajari segala sesuatu atau hal-hal baru.
Kepentingan Penggunaan
Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan
Beberapa aktivitas
internet yang dilakukan kalangan remaja di perkotaan, antara lain:
• Mencari sumber-sumber/bahan-bahan
terkait dengan mata pelajaran atau tugas sekolah
• Mencari berita atau informasi
peristiwa-peristiwa terkini yang terjadi di dunia, baik di dalam negeri maupun
luar negeri
• Mencari informasi terkait dengan hobi
atau minat, seperti: otomotif, membaca buku, dll.
• Mencari informasi hiburan
• Mengirim atau menerima pesan email
• Mengunjungi situs social networking,
seperti: friendster, facebook,myspace,dll.
• Chatting dengan teman atau orang lain
• Bermain game online
• Mengunjungi situs-situs pornografi
• Blogging
Kesimpulan
Hingga saat ini,
kehadiran internet sebagai media informasi dan komunikasi semakin diterima dan
dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Khususnya di Indonesia, pentingnya penggunaan
internet makin disadari oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Sudah tidak
dipungkiri bahwa internet memang membawa begitu banyak kemudahan bagi
penggunanya. Internet juga dapat menembus batas dimensi kehidupan penggunanya,
waktu, dan bahkan ruang sehingga internet dapat diakses oleh siapapun, kapanpun
dan dimanapun. Bagi kalangan remaja Indonesia, khususnya remaja tingkat SMP
(Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas), internet sudah
tentu bukanlah hal yang asing lagi, terutama bagi remaja di perkotaan.
Sebagian besar remaja
perkotaan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa teman sebaya (peer groups)
dijadikan sebagai sumber belajar pertama kali berinternet bagi mereka,
baik untuk bisa melakukan
aktivitas-aktivitas intenet tertentu yang lebih bersifat kesenangan (seperti:
chatting, bermain game online, membuat
account di salah satu situs social networking atau bahkan mengunjungi
situs-situs pornografi) maupun membantu mereka untuk kepentingan akademis yakni
mencari bahan atau sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Alangkah baiknya jika
para remaja diberi arahan untuk menggunakan internet untuk hal-hal yang perlu
saja, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif tidak diharapkan. Dan juga
mereka harus bisa memilah-milah antara kebutuhan dan keinginan serta mempunyai
batasan tersendiri dalam penggunaan internet.
Sumber
:
Qomariyah, Astutik N.
2009. Perilaku penggunaan internet pada kalangan remaja perkotaan. Palimpsest
Jurnal Ilmu Informasi dan Perpus
Judul
: Psikologi dan Tantangan Millenium ke Tiga: Dampak Teknologi Internet Pada
Kehidupan Manusia dan Pengelolaan Institusi Pendidikan Psikologi
Abstrak:
Banyak sekali tantangan
yang dihadapi oleh ilmu Psikologi di dalam menghadapi permasalahan milenium ke
tiga. Bila pada dua dekade yang lalu kita berada dalam kondisi yang lebih
pasti, segala sesuatu bisa diprediksi secara linear; kini kita dihadapkan pada
ketidakpastian. Sangat sulit untuk memprediksi apa yang bakal terjadi di masa
depan. Sesuatu yang merupakan kepastian hanyalah ketidakpastian itu sendiri.
Situasi yang kita hadapi sekarang ini berbeda dengan situasi masa lalu. Bila
diibaratkan dengan sebuah bahtera, masa tiga dekade yang lalu kita berlayar di
sebuah sungai yang tenang yang segala lika-liku perjalanan sepanjang sungai
dapat diprediksi. Secara pasti kita bisa memperhitungkan kapan sebuah tujuan
akan dicapai. Kini kita telah memasuki situasi berlayar di arung jeram yang
kita tidak pernah bisa memprediksi apa yang bakal terjadi di depan.
Dalam kondisi demikian
diperlukan adanya paradigma baru di dalam menghadapi kehidupan. Paradigma lama
hanya akan menghantarkan pada kehancuran (lihat Ancok, 1997; Gibson, 1997).
Demikian pula dengan paradigma pendidikan psikologi.Tampaknya diperlukan suatu
paradigma baru. Paradigma lama hanya akan membuat ilmu psikologi menjadi usang,
dan tidak relevan dengan tuntutan perubahan
Dampak Psikologi
Teknologi Internet
Sepengetahuan penulis
belum ada kajian yang sistimatik mengenai dampak dari teknologi internet dan
permainan elektronik terhadap berbagai dimensi psikologi kehidupan manusia. Apa
yang ditulis berikut ini lebih banyak merupakan pertanyaan yang kiranya perlu
dijawab melalui suatu penelitian yang sistimatik.
Penulis menduga
teknologi komputer, internet, elektronik game akan berpengaruh pada berbagai
aspek psikologi. Berbagai aspek yang kiranya akan terpengaruh akan diuraikan
berikut ini:
1.) Perbedaan kepribadian pria dan wanita.
Kehadiran komputer dan
internet telah merubah dunia kerja, dari tekanan pada kerja otot ke kerja
otak.. Implikasinya adalah perbedaan perilaku pria dan wanita semakin mengecil.
Kini semakin banyak pekerjaan kaum pria yang dijalankan oleh kaum wanita. Banyak
pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang
posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia
bisnis.
Data yang tertulis
dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh
Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita
dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang
politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai
jabatan penting lainnya. Selain itu semakin banyak wanita yang menjadi pimpinan
perusahaan dan sekaligus menjadi pemilik perusahaan. Di Indonesia selama 54
tahun merdeka belum pernah ada wakil presiden wanita, kini di tahun 1999
Indonesia sudah memilikinya.
2.) Perkembangan kognitif.
Berbeda dengan menonton
televisi yang para penonton bersifat pasif, internet dan permainan elektronik
sangat bersifat interaktif. Diduga internet dan permainan elektronik dapat
merangsang pertumbuhan kecerdasan anak-anak dan orang dewasa. Sejauah ini belum
ada pemantauan untuk melihat perkembangan inteligensi anakanak Indonesia.
Apakah anak-anak semakin tinggi IQnya dibandingkan dengan generasi sebelumnya?
Apakah anak-anak pengguna internet lebih tinggi kecerdasannya jika dibandingkan
dengan yang bukan pengguna internet?. Di dalam komponen inteligensi, apakah
terjadi perbedaan yang mencolok antara komponen perceptual speed dan
spatialorientation dibandingkan dengan komponen verbal ability?
3.) Perkembangan seksualitas.
Selain dapat digunakan
untuk berpacaran melalui progam internet relay chatting (IRC), internet dapat
pula digunakan untuk mengakses gambar dan filem porno. Walaupun gambar porno
dan cerita porno dapat diperoleh dari berbagai sumber, kehadiran internet
semakin menyemarakkan perolehan pronografi tersebut. Banyak pakar yang
berpendapat bahwa rangsangan seksual yang diperoleh anak akan mempercepat
proses kematangan seksual (lihat Conger, 1975). Sejauh ini belum penulis
ketahui apakah ada percepatan dalam kehadiran menstruasi pertama pada anak
gadis, dan mimpi basah pertama pada anak laki-laki.Selain itu belum ada pula
informasi yang sistimatik tentang dampak internet pada keterlibatan seks di
luar nikah di kalangan remaja.
4.) Kecemasan teknologi
Menjelang pergantian
tahun 2000 banyak sekali manusia yang dilanda kecemasan dan ketakutan
menghadapi kutu Y2K (year two kilo). Ketakutan akan listrik mati, pesawat akan
tabrakan, uang di bank hilang, senjata nuklir menembakkan peluru tanpa
terkendali. Itu adalah beberapa contoh ketakutan di awal millenium ini. Selain
itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer
karena terserang virus, kehilangan berbagaifile penting dalam komputer inilah
beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena
disambar petir. Smart productsyang dikontrol oleh sistim komputer seperti
mobil, rumah, kartu dll. Akan menjadi sumber stres yang besar bila terjadi
gangguan dalam sisitim komputernya. Fenomena stres seperti ini yang disebut
dengan technostress(Hanson, 1989). Stres karena teknologi adalah salah satu
sumber stres dalam kehidupan manusia. Tentu saja banyaknya informasi yang masuk
melalui e-mail atau internet dapat pula menyebabkan information overload, dan
ini menjadi sumber stres yang lain. Berapa besar dampak stres teknologi ini
pada kehidupan manusia, sepengetahuan penulis belum pernah ada studi yang
mengidentifikasinya.
5.) Pola interaksi antar manusia
Kehadiran komputer pada
kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi
keluarga. Komputer yang disambungkan dengan tilpon telah membuka peluang bagi
siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting
(IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya
sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet ( warnet) telah
memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran
internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini
semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer.
Melalui programinternet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol
dengan teman dan orang asing kapan saja.
6.) Penggusuran manusia
Dalam kehidupan yang
digerakkan oleh teknologi informasi (komputer dan internet) kesuksesan hidup
didunia sangat tergantung pada penguasaan pengetahuan, dan kemampuan mengelola
emosi, dan kemampuan mengelola hubungan sosial. Banyak pakar berpendapat bahwa
kunci sukses untuk mengarungi kehidupan turbulensi perubahannya sangat tinggi,
orang harus memiliki tiga modal, yakni intellectual capital, social capital,
soft capital, and spiritual capital (lihat Ancok, 1998; Ancok, 1999;Nahapiet
& Ghoshal, 1998).
Persingan dalam
kehidupan, baik itu kehidupan bisnis, kehidupan bermasyarakat, maupun kehidupan
individual sangat ditentukan oleh kemampuan berinovasi. Untuk bisa berinovasi
diperlukan kreatifitas yang tinggi dan pengetahuan yang luas. Teknologi
informasi telah meribah dunia kerja, dari kerja yang bertumpu pada otot ke
pekerjaan yang bertumpu pada otak. Pekerjaan masa sekarang lebih menuntut
karyawan yang berpengetahuan (knowledge workers). Kondisi ini akan membuat
jurang sosial antara mereka yang berpengetahuan (know) dan yang tidak
berpengetahuan (know-not). Mereka yang tidak memiliki pengetahuan akan tergusur
dari dunia kerja (Tappscott, 1996).
7.) Kerahasiaan alat tes semakin terancam
Melalui internet kita
dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh
layanan tes psikologi secara langsung dari internet. Tes yang tersedia dalam
internet yang pernah penulis buka antara lain adalah tes asertifitas, locus of
control, tes inteligensi emosional, tes kecemasan. Kini semakin sulit untuk
merahasiakan alat tes karena begitu mudahnya berbagai tes diperoleh melalui internet.
Sumber
:
Djamaludin, Ancok.2008.
Psikologi dan Tantangan Millenium ke Tiga.Psikologi dan Tantangan Millenium ke
Tiga: Dampak Teknologi Internet Pada Kehidupan Manusia dan Pengelolaan
Institusi Pendidikan Psikologi