Rabu, 30 Maret 2016

#PSIKOTERAPI CLIENT CENTERED THERAPY

Pengertian Client- Centered


Carl R. Rogers mengembangkan terapi clien centered sebagai reaksi terhadap apa yang disebutnya keterbatasan- keterbatasan mendasar dari psikoanalisis. Pada hakikatnya, pendekatan client centererd adalah cabang dari terapi humanistik yang menggaris bawahi tindakan mengalami klien berikut dunia subjektif dan fenomenalnya. Pendekatan client centered ini menaruh kepercayaan yang besar pada kesanggupan klien untuk mengikuti jalan terapi dan menemukan arahnya sendiri.
Menurut Rogers yang dikutip oleh Gerald Corey menyebutkan bahwa:’ terapi client centered merupakan teknik konseling dimana yang paling berperan adalah klien sendiri, klien dibiarkan untuk menemukan solusi mereka sendiri terhadap masalah yang tengah mereka hadapi. Hal ini memberikan pengertian bahwa klien dipandang sebagai partner dan konselor hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien untuk bisa berkembang sendiri.
Sedangkan menurut Prayitno dan Erman Amti terapi client centered adalah klien diberi kesempatan mengemukakan persoalan, perasaan dan pikiran- pikirannya secara bebas. Pendekatan ini juga mengatakan bahwa seseorang yang mempunyai masalah pada dasarnya tetap memiliki potensi dan mampu mengatasinya maslah sendiri.

Tujuan Terapi Client- Centered

Tujuan dasar dari layanan client centered yaitu sebagai
berikut:
1. Keterbukaan kepada pengalaman
2. Kepercayaan terhadap organisme sendiri
3. Tempat evaluasi internal
4. Kesediaan untuk menjadi suatu proses

Proses Konseling
1. Klien datang ke konselor dalam kondisi tidak kongruensi, mengalami
kecemasan, atau kondisi penyesuaian diri tidak baik.
2. Saat klien menjumpai konselor dengan penuh harapan dapat memperoleh
bantuan, jawaban atas permasalahan yang hsedang dialami, dan
menemukan jalan atas kesulitan- kesulitannya.
3. Pada awal konseling klien menunjukkan perilaku, sikap, dan perasaannya
yang kaku. Dia menyatakan permasalahan yang dialami kepada konselor
secara permukaan dan belum menyatakan pribadi yang dalam.
4. Klien mulai menghilangkan sikap dan perilaku yang kaku, membuka diri
terhadap pengalamannya, dan belajar untuk bersikap lebih matang dan
lebih teraktualisasi, dengan jalan menghilangkaln pengalaman yang
dialaminya.

Teknik terapi Client- Centered

a) Konselor menciptakan suasana komunikasi antar pribadi yang
merealisasikan segala kondisi.
b) Konselor menjadi seorang pendengar yang sabar dan peka, yang
menyakinkan konseli dia diterima dan dipahami.
c) Konselor memungkinkan konseli untuk mengungkapkan seluruh
perasaannya secara jujur, lebih memahami diri sendiri dan
mengembangkan suatu tujuan perubahan dalam diri sendiri dan
perilakunya.

Daftar Pustaka

Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, (Bandung : Refika Aditama, 2009), h.91

Prayitno dan Erman Amti, Dasar- Dasar Bimbingan Konseling ( Jakarta: PT Asdi
Mahasatya, 2004) h. 300


WS. Winkel, Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta : PT Grasindo, 2007), h.402

Tidak ada komentar:

Posting Komentar